Tindakan yang Dilakukan Bank Indonesia
jika Peredaran Uang dianggap sebagai timbulnya Infalsi.
Bank sentral memainkan peranan penting
dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha
mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang
optimal bagi perekonomian (low/zero inflation). Bank Sentral di Indonesia dinamkan Bank
Indonesia (BI). Tugas Utama B.I ini dalam masalah inflasi adalah:
Ø Menetapkaan Kebijakan Moneter.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI
berwenang menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi yang ditetapkan. Perlu dikemukakan bahwa tugas pokok BI berubah sejak
diterapkannya undang-undang tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong
pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan
nilai rupiah) menjadi single objective (mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah). Dengan demikian tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur
dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Penetapan tingkat inflasi rendah sebagai
tujuan akhir kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan
ekonomi.
Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah
adalah:
1. Mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan
moneter.
2. Menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.
3. Mengindetifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
4. Memformulasikan respon kebijakan moneter.
Ø Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (memelihara kestabilan nilai rupiah).
Stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan
moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter,
sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan
moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter
secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak
efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa
stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab
Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan kestabilan nilai
rupiah adalah kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai
tukar yang terjadi.Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang secara umum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu
tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan
inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi
penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll)
sepenuhnya berada diluar pengendalian BI. Oleh karena itu, untuk
dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan
adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah
maupun swasta. Tanpa dukungan dan komitmen tersebut niscaya tingkat inflasi
yang sangat tinggi selama ini akan sulit dikendalikan. Selanjutnya nilai tukar
rupiah sepenuhnya ditetapkan oleh kekuatan permintaan dan panawaran yang
terjadi di pasar. Apa yang dapat dilakukan oleh BI adalah menjaga agar nilai
rupiah tidak terlalu berfluktuasi secara tajam.
BI mengontrol tingkat inflasi dengan cara Seperti dikemukakan diatas bahwa
kontrol BI atas inflasi sangat terbatas, karena inflasi dipengaruhi oleh banyak
faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan
assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap kemungkinan
tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan kepada hasil
assessment tersebut. Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian inflasi tidak
bisa dilakukan hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga kebijakan
ekonomi makro lainnya seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah
penting dalam menangani masalah inflasi ini.
Faktor Utama yang Menyebabkan Timbulnya
Perdagangan Internasional.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasioal
sebenarnya banyak, entah itu dari SDM dan SDA nya , entah itu dari sistem
pemerintah suatu negara untuk memperluas pasar global, entah itu dari
permintaan masyarakat (konsumen) di suatu negara, dan setiap negara pasti
melakukan perdagangan internasional.
Di bawah ini adalah Faktor Utama Penyebab Perdagangan Internasional, yaitu:
Perolehan Barang yang Tidak Diproduksi di Dalam Negeri.
Faktor ini pemicu terjadinya perdangan internasional , sebab barang yang
dibutuhkan masyarakat sebagai pelaku konsumen tidak di produksi di dalam
negrinya sendiri. Penyebab mengapa suatu barang tidak diproduksi di dalam
negeri adalah :
1. Tidak memiliki sumber daya alam yang
diperlukan untuk memproduksi barang tersebut.
2. Tidak memiliki teknologi dan sumber daya
manusia yang mampu untuk memproduksi suatu jenis barang tersebut.
3. Banyakanya
kebutuhan-kebutuhan penduduk akan barang yang ada di negara tersebut tapi mutu
produk lokalnya kurang/tidak cukup baik.
4. Industri-industri
memerlukan bahan baku yang terbaik dan termurah, bahkan jika di luar negerinya
sendiri dengan tujuan menekan biaya dan mengoptimalkan keuntungan
5. Setiap negara memerlukan
devisa sebagai tambahan Pendapatan Nasional.
Hal ini menyebabkan masyarakat yang membutuhkan barang tersebut
membeli di negara lain yang memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat
tersebut demi tercapainya kepuasan konsumen. Karena jumlah masyarakat yang
membutuhkan barang import tersebut banyak maka di negera tersebut akan
melakukan perdagangan internasional dengan negara lain demi memperoleh barang
yang tidak di produksi di dalam negri. Biasanya jenis barang yang di minati
adalah tas, sepatu, baju, jam tangan, parfum yang ber-Merk yang tidak di produksi
dalam negri, walaupun harganya mahal, konsumen tetap ingin mendapatkan barang
tersebut demi menjaga kepuasan konsumen/masyarakatnya maka suatu negara
tersebut melakukan perdaganga internasional. Karena hal ini
juga menguntungkan negara tersebut mendatangakan devisa sebagai tambahan
pandapatan negara, maka terjadilah perdagangan antar negera atau disebut juga
Perdagangan Internasional. Dan disini lah terjadinya Perdagangan Internasional.
Ciri-Ciri Suatu Negara yang Telah Berhasil
Membangun Negara
1. Sumber Daya Alam (SDA) di Manfaatkan
secara Optimal
2. Dapat Mengatasi Masalh Kependudukan
3. Produktifitas Masyarakat Didominasi
Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa
4. Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat
Tinggi
5. Ekspor yang Dilakukan Adalah Ekspor Hasil
Industri dan Jasa
6. Tercukupi Penyediaan Fasilitas Umum
7. Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan
Penghormatan terhadap HAM Dijunjung Tinggi
8. Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
9. Tingkat Pendapan Peduduk Relatif Tinggi
10. Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Benarkah Inflasi Selalu Merugikan?
Menurut saya , Inflasi
tidak selalu merugikan. Semua itu tergantung tinggi-rendahnya inflasi, apabila
inflasi rendah maka inflasi itu akan medatangkan keuntungan , sebab bisa
menambahkan pendapatan negara, memamcu oarang untuk lebih bekerja keras untuk
mendapatkan uang agar bisa di tabung dan berinventasi. Tetapi apabila Inflasi
yang melonjak sangat tinggi akan mendatangakan kerugian , sebab semua harga
jual naik drastis, perekonomian suatu negara juga kacau balau, ini membuat
orang tidak bersemangat kerja , tidak menabung karena suku bunga yang sangat
tingi, dan tidak berinvestsi karena resiko yang tinggi pula. Kesimpulannya
adalah semua itu tergantung tinggi-rendahnya Inflasi.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar