Nama Kelompok :
1.
Ade Melisa 20212126
2.
Eva Nor Octania 22212575
3.
Indriyani Rachmawati 28212419
4.
Ine Lettysia 23212728
5.
Malicha Aulia Zatalini 24212401
Kelas : SMAK06-3
Menurut Ricardo, setiap kelompok masyarakat atau Negara
sebaiknya mengkhususkan diri untuk menghasilkan
produk-produk yang lebih efisien. Berdasarkan teori Ricardo, setiap
Negara memiliki spesialis atau keunggulan dalam bidangnya masing-masing,
seperti di Negara Vietnam spesialis penghasilnya adalah beras. Begitu juga di
Negara Indonesia memiliki keunggulan dalam bidang tertentu..
Menurut kelompok kami, spesialis atau keunggulan dari
Indonesia adalah kayu dan hasil olahannya. Dilihat dari
bidang industri di Indonesia, industri kayu memiliki peluang dan potensi yang
bisa dikembangkan. Negara Indonesia memiliki keunggulan komaratif yaitu
tersedianya lahan yang luas yaitu 1.919.440 km², sehingga
dapat menyediakan bahan baku kayu sebagai sumber daya alam dari hutan tanaman.
Menurut Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Dody Edward,
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam kayu yang melimpah. Hasil analisa yang dilakukan
oleh Dapertemen Perindustrian pada tahun 2005 dalam mengukur daya saing
terhadap industri yang sudah berkembang di Indonesia, menempatkan industri kayu
atau mebel(furniture) kelompok industri yang dapat terus dikembangkan dimasa
mendatang serta berpotensi untuk ekspor. Indonesia dikenal sebagai produsen
kayu terbesar kedua didunia. Selain
hutan amazon di Brazil, Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia dan
penyumbang oksigen (02).
Pada tanggal 30 September 2013, telah dilakukan
pendatanganan Persetujuan Forest Law Enforcement Governance and Trade –
Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA) oleh Pemerintah Indonesia dan Uni
Eropa (UE). Penandatanganan Persetujuan FLEGT-VPA berlangsung di Markas Besar
UE di Brussels (Belgia) oleh Menteri Kehutanan RI,
Komisioner Lingkungan, dan Presidensi UE. Penandatanganan
FLEGT-VPA ini merupakan hasil dari rangkaian panjang negosiasi antara RI-UE
sejak Januari 2007. Ada kepercayaan UE
terhadap perbaikan tata-kelola kehutanan dan industri kehutanan yang dilakukan
melalui pembangunan sebuah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Penjaminan
legalitas atas kayu dan produk kayu yang diperdagangkan dilakukan melalui
instrumen SVLK.
Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, sepanjang
Januari-Agustus, ekspor produk kayu Indonesia, termasuk kayu lapis, kayu
pertukangan, pulp dan kertas, mencapai 3,88 miliar dolar AS. Pasar Asia masih
dominan dengan nilai ekspor mencapai 2,94 miliar dolar AS atau lebih dari 75%
dari total nilai ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor
produk kayu olahan Indonesia pada Januari sampaiMei 2013 meningkat 0,6%
dibanding periode sama tahun lalu, yakni dari US$ Rp 1,4 miliar menjadi US$
1,43 miliar. Tetapi, volumenya turun 3,3% akibat permintaan melambat, yakni
dari 706 ribu ton menjadi 700 ribu ton.
Berdasarkan data ekspor, Direktur Bina Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Dwi Sudharto menuturkan total nilai
ekspor produk kayu pada 4 November 2013 telah mencapai US$5 miliar verifikasi
legal (V-Legal). Adapun dari sisi volume, ekspor hasil kayu telah mencapai 6,59
juta ton. Nilai ekspor tersebut naik lebih dari 10% dibandingkan periode yang
sama tahun lalu. Sebagai gambaran, nilai ekspor produk kayu Januari-Oktober
2012 mencapai US$4,2 miliar, sedangkan pada sepuluh bulan pertama 2013 nilainya
mencapai US$4,7 miliar. Nilai ekspor produk kayu yang mencapai US$5
miliar merupakan rekapitulasi dari 64.682 dokumen ekspor V-Legal dari 69
pelabuhan muat di Indonesia. Merujuk data Kemenhut, lima negara tujuan ekspor
produk kayu terbesar, yakni China US$1,40 miliar, Jepang US$874,81 juta, Korea
Selatan US$378,22 juta, Amerika Serikat US$340,69 juta, dan Australia US$194,02
juta. Adapun ekspor kayu ke kawasan Asia tercatat mencapai lebih dari 75%
atau US$3,79 miliar dari total nilai ekspor produk kayu asal Indonesia US$5
miliar. Produk kayu yang paling banyak diekspor Indonesia berupa panel, bubur
kertas, kertas, kayu pertukangan, dan furniture. Nilai ekspor free on board
(FOB) panel hingga 4 November 2013 mencapai US$2,17 miliar, bubur kertas
US$1,53 miliar, kertas US$698,67 juta, wood working US$538,39 juta, dan
furniture US$38,32 juta.
Kayu yang ditebang dari pohonnya, dapat diolah kedalam
berbagai bentuk. Hasil olahan kayu ini nilai ekspornya terus meningkat dari tahun ke
tahun dan juga di ekspor dari Indonesia ke
Negara-Negara lain. Contohnya :
1.
Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari
penyayatan kayu massif.
2.
Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat.
3.
Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang
kayu massif yang disusun sedemikian rupa.
4.
Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil
dicampur dengan bahan pengikat yang dipres.
5.
Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk
bubur yang dipres.
Berikut adalah jenis
kayu yang paling diminati dan daerah asal kayu.
No.
|
Nama Perdagangan
|
Nama Ilmiah
|
Nama-Nama Daerah
|
1.
|
Agathis spp.
|
||
2.
|
Eusideroxylon
zwageri T.et B.
|
Kayu besi, bulian, kokon
|
|
3.
|
Pteleocarpus lampongus Bakh.
|
Lontar kuning
|
|
4.
|
Shorea spp. (mis. S.
kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifolia Endert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata
Sym.)
|
||
5.
|
Araucaria spp.
(mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.)
|
||
6.
|
Durian burung, lahong, layung, apun, begurah, punggai,
durian hantu, enggang
|
||
7.
|
Dalbergia latifolia Roxb.
|
Linggota, sono sungu, sonobrits
|
|
8.
|
Peronema canescens
Jack
|
Jati seberang, Jati londo
|
|
9.
|
Swietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni
(L.) Jacq.
|
Mahoni
|
|
10
|
Dryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D.
sumatrensis (Gmelin) Kosterm.)
|
Kamper
(kayu), kayu kayatan, empedu, keladan
|
|
11.
|
Dryobalanops oblongifolia Dyer
|
||
12.
|
|||
13.
|
Dipterocarpus
spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D.
elongatus Korth. dll.)
|
Keruing arong, kekalup; Lagan sanduk, mara keluang;
Keruing tempudau; tempurau, merkurang, kawang, apitong
|
|
14.
|
Cordia spp.
|
Kendal, Klimasada, Purnamasada
|
|
15.
|
Sindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea
Maing., S. wallichii Graham
|
Sepetir (Mly.), sasundur (Klm.), mobingo (Slw.)
|
|
16..
|
Cordia spp.
|
Kendal, Klimasada, Purnamasada
|
|
17.
|
Cinnamomum spp.
|
Sintuk, sintok lancing, ki teja, ki tuha, ki sereh,
selasihan
|
|
18.
|
Shorea spp. (di
antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoides Sym., S.
faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris
V.Sl.;
|
Damar hitam, damar kalepek; Damar hitam katup; Bangkirai
guruk, karamuku; Damar buah, mereng-kuyung; Damar tanduk. Ingg.: yellow
seraya.
|
|
19.
|
Shorea spp. (di
antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S.
leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S.
platyclados V.Sl. ex Foxw., S. leptoclados Sym., dll.)
|
Majau, meranti merkuyung; Meranti ketrahan; Meranti
tembaga, kontoi bayor; Meranti kelungkung; Tengkawang
majau; Banio, ketir; Seraya merah,
campaga, lempong, kumbang, meranti ketuko, cupang. Ingg.: red seraya,
red lauan.
|
|
20.
|
Shorea spp. (di
antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S.
javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym.,
S. retinodes V.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi
Brandis, dll.)
|
Damar mesegar; Bunyau, damar kedontang; Damar
mata kucing, damar kaca, damar kucing;
Damar tunam, damar pakit; Damar kebaong, baong, bayong, baung, belobungo,
kontoi tembaga; Balamsarai, damar mansarai; Damar maja, kontoi sabang; Kikir,
udang, udang ulang, damar hutan, anggelam tikus, maharam potong, pongin, awan
punuk, mehing (Smt., Kal.); Damar lari-lari, lalari, temungku, tambia putih
(Slw.), Damar tenang putih, hili, honi (Mlku.). Ingg.: white
meranti.
|
|
21.
|
Hopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri
Heim, H. sangal Korth., dll.)
|
Tekam, tekam rayap; Bangkirai tanduk, emang, amang besi; Cengal, merawan telor; Ngerawan, cengal balau
|
|
22.
|
Intsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica
Miq.)
|
||
23.
|
Anisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata
Korth., A. thurifera Bl.)
|
Cengal padi, damar kunyit; Masegar (Smt.), ketimpun
(Klm.), mersawa daun besar; tabok, tahan
|
|
24.
|
Suntai, balam, jongkong, hangkang, katingan, mayang batu,
bunut, kedang, bakalaung, ketiau, jengkot, kolan
|
||
25.
|
Toona
sureni Merr.
|
Suren, kalantas
|
|
26.
|
Calophyllum
spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanum
Lauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f.
|
||
27.
|
Pterospermum
spp.
|
Balang, Walang, Wadang, Wayu
|
|
28.
|
Alstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A.
scholaris R.Br., A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A.
spectabilis R.Br.)
|
Kayu gabus, rita, gitoh, bintau, basung, pule, pulai
miang. Ingg.: white cheesewood, milkwood, milky pine.
|
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar